Rabu, 01 Oktober 2014

Hewan Peliharaan



Mengenai judul diatas, gue sedikit mengingat hewan-hewan peliharaan yang mati ditangan gue. Iya, nggak ada satu hewan peliharaan pun yang bisa bertahan diatas 2 bulan, entah mereka eneg liat muka gue dan lebih baik mati atau memang sudah takdir mereka.  Tetapi alasan pertama sepertinya lebih kuat.

Hewan peliharaan pertama adalah kucing. Namanya Mio. Kenapa namanya Mio? Soalnya ntuh kucing doyan minum bensin. Nggak lah yaa, malah adanya mabok lagi. Mio gue temukan di depan rumah, kucing kecil yang dari tadi mengeong terus dan gak ada induknya. Berhubung ga ada orang yang ngambil, gue adopsi dia menjadi anak kedua  hewan peliharaan dalam keluarga gue. Mio berwarna kuning keemasan. Dia imut sekali. Pagi-pagi sekali gue masih tidur, si Mio mengeong-ngeong dan naik ke tempat tidur. Kawaiii~. Gue pernah ngasih makan dia dengan ikan goreng yang entah mungkin udah sebulan di dalam lemari es, trus dia muntah. Kejam sekali majikan ini. Beberapa minggu kemudian, gue sekeluarga pulang kampung. Mio ga ada yang ngurus, jadi gue biarin dia di luar rumah. Cari makan dimana kek, yang penting si Mio bisa bertahan hidup dan bisa melawan kucing-kucing lain disekitaran rumah untuk mendapatkan makanan. Seminggu kemudian gue sekeluarga balik. Bapak-bapak tetangga sebelah rumah langsung memberi tau bahwa Mio udah mati. Sedih banget gueeee. Trus gue tanya mati kenapa, bapak-bapak itu ngejawab, ‘ditabrak roda sapi dek’. WHAT??? Ini benar-benar... mati yang miris sekali. Kalo si Mio mati ketabrak mobil kan agak kerenan sedikit, tapi ini ditabrak roda sapi. Roda sapi kan jalannya pelan, ini kenapa si Mio mati ditabrak roda sapi? Apakah dia sengaja bunuh diri karena frustrasi menunggu sang majikan tidak memberi ikan kepadanya? Atau apakah Mio sebelumnya sudah ketergantungan pada obat-obat terlarang? Hmmmm harusnya sebelum dikuburkan, Mio harus diotopsi dulu.

Kalo dihitung-hitung udah 3 kucing yang gue pelihara. Tiga-tiganya namanya Mio. Mio pertama, itu tadi yang mati ketabrak roda sapi, Mio kedua dikasih sama tetangga tapi akhirnya lari, Mio ketiga gue temuin di pasar dan dibeli dengan harga Dua Ribu Rupiah dari seorang anak. IYAH, DUA RIBU RUPIAH. Tapi akhirnya Mio itu lari, mungkin dia lari dari rumah karena tau harga dirinya hanya berharga dua ribu rupiah. Miris.

Karena memelihara kucing berakhir dengan sad ending , maka gue memutuskan untuk memelihara... Ayam.
Mengapa memelihara ayam? Selain bisa menjadi hiburan saat mereka berantem dengan ayam lain atau dalam bahasa kerennya manyabung, ayam juga bisa dimakan. HAHAHAHA gimana? Keren kan?

Ayam yang gue pelihara ini adalah seeokor ayam betina. Kalo gue pelihara kucing dulu, ga pernah tau jenis kelaminnya apa. Jantan? Betina? Atau jangan-jangan memang jantan tapi suka sesama jantan. Hiiiiy. Ayam ini gue dapatkan dari teman nyokap. Nama ayam ini sudah gue diskusikan dengan bokap. Sudah melibatkan 25 saksi dan ribuan berkas bukti. Yang pasti menemukan nama ayam ini sangat terstrukur, masiv dan ... apa yah yang terakhir? Gue lupa. Pokoknya itulah. Namanya Sengkomorang. Kalian pasti bertanya-tanya apa artinya dan dari bahasa apa. Pokoknya artinya keren. Rahasia dong artinya.. serahasia anaknya Jessica Iskandar.



To the point aja.. beberapa hari di rumah, Sengkomorang tengah didekati oleh seekor ayam jantan putih yang gagah. Sengkomorang... anak baru di sekitaran rumah tapi langsung menjadi primadona beberapa ayam jantan. 3 minggu kemudian, setelah melakukan penjajakan, etapi gue bingung juga sama ayam jantan putih ini, tiap kali deket sama Sengkomorang, pengennya berantem melulu. Kayaknya mereka berdua seperti FTV-FTV. Pertama ketemu benci-bencian, lama-lama jadi cinta-cintaan. Ini namanya Ayay: Ayam Alay. Kalo dibandingkan dengan gue... gue kalah telak sama Sengkomorang. Si Sengkomorang , anak baru aja langsung dipacarin, lah gue? Mau jadi anak baru atau anak lama juga belum ada yang macarin. Kayaknya gue harus wawancara khusus sama Sengkomorang jurus apa saja yang telah dikeluarkan sampe ayam jantan putih yang gagah tersebut (kalo diumpamakan kayak cowok cool putih punya mobil gituh wakakakakak) langsung jatuh cinta sama Sengkomorang.

Tapi.. tapi.. tapi... seminggu kemudian gue mendapati Sengkomorang bertelur! Jangan-jangan itu perbuatan ayam jantan putih itu! Ternyata-ternyata! Sengkomorang bertelur diluar nikah! Astagaa gue nggak menyangka. Tapi itu malah bagus MUEHHEHEHEHE. Telur Sengkomorang berakhir menjadi telur rebus dan dimakan oleh gue HAHAHAHAHA. 

Setelah Sengkomorang bertelur, kira-kira kapan ya Sengkomorang berakhir di panci? Kita tunggu saja HAHAHAHA enak banget kalo dibikin opor ayam, eh maksudnya Opor Sengkomorang.

Wassalam~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar