Sabtu, 23 Maret 2013

Selamat Jalan Sahabat


*bunyi ringtone HP*
‘Halo Tita, ada apa.?’ kata gue di hp
‘ada yang mau aku ceritain.. aku udah mulai terbiasa disini. Di sekolah, aku banyak dapat teman-teman baru.. mereka semua baik banget..’

Seorang sahabat adalah orang yang sangat berharga. Sahabat dimana kita bisa menuangkan segala curahan hati. Dan salah satu sahabat yang sering gue denger curhatannya adalah Tita. Dia orangnya baik sekali. Semenjak dia pindah ke Makassar Januari tahun lalu, hubungan persahabatan kita gak putus. Kita tetap telepon-teleponan. Dia sering curhat sama gue tentang kehidupan barunya mulai dari suasananya, temen-temen barunya dll. Kalau ada orang yang nelpon di HP gue itu antara 2 orang, kalau nggak nyokap gue, pasti Tita. *maklum hape orang jomblo single*. Tita adalah sahabat gue dari TK sampe SMA.

Dia pernah curhat cowoknya baik banget. Katanya selalu nemenin dia, selalu antar-jemput dia, pokoknya baik banget. Namanya Enda.

Gue pengen banget ketemu Tita di Makassar, kalau misalnya bokap dapet tugas di Makassar, gue bisa ikut dan ketemu Tita disana.. dan kita bisa jalan-jalan hehehe :D
Dia bilang kalo dia akan pulang pas Natal. Gue seneng banget karena gue udah rindu dan gak bertemu dengannya hampir setahun. Rencananya, kalo dia pulang Manado, kita akan jalan-jalan, nonton bioskop, ke mall dll sama seperti tahun lalu sebelum dia pindah ke Makassar.. tapi rencana itu hanyalah tetap rencana.. sepertinya waktu belum mengijinkan.

Pada Desember 2012 lalu, dia sempet curhat kalo akhir-akhir ini dia sering sakit perut dan muntah-muntah. Akhirnya dia masuk rumah sakit akhir bulan Desember. Rencana dia pulang ke Manado batal. Tita pun memberitahukan bahwa dia sakit ginjal bocor. Gue kaget Tita mendapat penyakit yang serius seperti itu. Setahu gue, waktu sekolah di Bitung, dia gak pernah sakit serius, palingan sakit yang ringan-ringan seperti flu.

Sampe pada bulan Januari lalu, Tita gak pernah menghubungi gue lagi. Gue coba sms tapi gak dibales. Twitternya pun udah lama gak di-update. Ah, mungkin dia udah sembuh dan sibuk dengan sekolahnya, pikir gue begitu. Setelah beberapa hari kemudian, gue coba sms lagi tapi gak dibalas. Hhmmm kayaknya Tita lagi sibuk-sibuknya.

Sampe pada hari Senin, gue dengan gak sengaja melihat Tita ter-tagged di sebuah foto. Gue gak percaya kalau foto itu adalah Tita. Di foto tersebut, terlihat Tita nggak sadarkan diri dan tampaknya dalam keadaan koma. Banyak peralatan medis yang tertermpel di badannya. Melihat foto itu gue jadi nggak tega melihat Tita dalam keadaan seperti itu :’(

Tita yang sedang berjuang untuk kembali bersama kita lagi :’(

Kayaknya yang upload foto tersebut adalah temannya Tita, dia bilang kalo Tita terkena penyakit Sindrom Nefrotis. Karena penasaran, gue browsing tentang penyakit itu. Sindrom Nefrotis adalah penyakit pada ginjal dimana protein banyak terdapat pada urin, sedangkan pada darah kurang dan kolestrol pada darah meningkat. Dan mungkin itu istilahnya ginjal bocor, yaitu protein yang lolos bersama urin. Kurang lebih seperti itu.

Semoga Tita cepat sembuh dan bisa kembali seperti biasanya..

Hari Kamis, 14 Maret 2013 gue ke sekolah jam 5 karena ada praktek olahraga. Diluar masih gelap dan gue udah mau ke sekolah. Gak salahnya gue ngecek timeline twitter dulu, Cuma mau tau kalau temen-temen lain udah pada on the way  sekolah apa belum.

Gue kaget gak percaya.. waktu seakan terhenti.. Innalilahi wa inailaihi rojiun.. sahabat kita terkasih, Tita telah meninggal dunia. Gue baca twit dari Puphed bahwa Tita udah meninggal dunia tadi jam 1 pagi. Gue mencoba menahan air mata.

Sampai di sekolah masih gelap, tapi temen-temen udah banyak yang datang buat praktek olahraga. Suasana pun menjadi sedih. Sebelum praktek olahraga, kita menggelar doa bersama. Air mata pun menetes. Gue menangis. Gak menyangka Tita pergi untuk selama-lamanya. Kenangan-kenangan bersama Tita pun langsung memenuhi kepala.

Gue ingat, waktu itu kita ada belajar kelompok di rumanhya Intan. Kita pulang jam 10 malam. Tita akan dijemput ojek langganannya, dan gue bingung pulang pake apa soalnya udah lumayan jarang ada angkot. Rumah Tita jauh dan arah rumah kita berlawanan, tetapi Tita menawarkan untuk mengantar gue sampe dirumah. Gue, Tita dan Om ojek langganannya bertiga di motor. Tita memang orang yang sangat baik.

Gue ingat, waktu itu Tita mengajak gue ke rumahnya karena ingin meminta file yang ada di flash disk gue, tapi gue sempet nolak karena uang gue nggak cukup, dan Tita bersedia membayar ongkos transportasinya. Di perjalan menuju rumahnya, gue sempet merekam video. Sampai sekarang video itu masih tersimpan di laptop gue..

Gue ingat, waktu itu sebelum Tita pergi ke Makassar, dia memberi jam tangan. Sebelumnya, dia berdiskusi dengan Chris dan Tiren kalo jam tangan ini bakal dikasih ke siapa, dan akhirnya Tita memberi jam tangan itu ke gue. Sampe sekarang, jam tangan itu masih tersimpan di lemari..

Gue ingat, setelah curhat, gue bercanda minta isiin pulsa biar Cuma lima ribu, beberapa saat kemudian, dia sms kode voucher pulsa lima ribu..

Gue ingat dia suka banget lagu ‘Goodbye Days’ – Yui.

Gue ingat banget waktu itu gue, Chris dan Tiren ke Manado dengan naik kendaraan umum. Kita bertiga gak hafal jalan ke rumahnya Tita di Manado, dan Tita memberi tahu cara ke rumahnya se-detail mungkin. Akhirnya kita bertiga menemukan rumahnya Tita, tapi kita coba bercandain dia dengan nelpon kalau kita udah kesasar, padahal kita udah disamping rumahnya.
‘Halo Tita, gimanaa nih.. kita udah nggak tau ada dimana.. kayaknnya kita tersesat deh.. dihutan-hutan gitu.. gimana nih Tita.. tolong jemput kita huhuhu’
‘aduhhh, gimana dong?? emang sekarang kalian dimana?’ jawab Tita yang kedengarannya panik.
‘aduuhh kita juga nggak tau kita ini dimana... coba deh kamu keluar dulu..’
Tita pun keluar dan..
‘SURPRISEEEEEE!!!! HAHAHAHAA :D’
Kita berempat pun ketawa.

Hari Jumat sore, gue dan seluruh teman-teman sekelas melayat ke rumah duka. Akhirnya tangis gue pecah.. gue menangis melihat Tita terbujur kaku dengan memakai gaun pink didalam peti. Gue gak percaya kalau didalam peti itu adalah Tita, sahabat yang selama ini selalu gue denger curhatannya. Suara tangisan dari seluruh teman-teman sekelas memenuhi ruangan itu. Sisi mencoba menguatkan gue agar ikhlas melepas kepergian Tita. Melihat wajah Tita yang pusat pasih mengingatkan pada senyumnya degan lesung pipi yang manis, dan tawa yang khas. Semua momen-momen kebersamaan bersama Tita telah menjadi kenangan dan teringat kembali.

Selamat jalan Tita..


Gue sadar, banyak kesalahan yang gue perbuat kepada Tita, seperti gue me-reject teleponnya Tita, tapi itu karena gue lagi belajar di sekolah. Maafkan gue Tita.. gue banyak salah.. tapi gue rasa sekalipun Tita gak pernah berbuat kesalahan sama gue. Dia orangnya baik sekali dan religius.

Banyak sekali keinginan yang Tita inginkan, seperti dia pengen banget pulang ke Manado dan ketemu sama gue dan teman-teman sekelas, dan katanya dia pengen banget kuliah perminyakan di ITB dan masih banyak lagi..

Sebelum kepergiannya, ada beberapa twitnya @TithaTitutt yang bagi gue sangat dalam..



Sebelum dia pergi ke Makassar, dia juga sempat menulis note di facebook, dan ini isinya:

Terima kasih ya.. kalian masih suka temenan denganku... jadi sahabatku..
Maaf karena aku buat kalian kesal dengan perbuatanku.

Jujur..
Awalnya aku merasa kesal dengan kalian (nggak semua sih) karena kalian kalau ada masalah atau salah paham.. pasti kalian langsung sms ke semua-semua, tulis status di FB, saling sindir, dan nyeritain  cerita yang nggak bener.. :(
Pas lihat itu, aku rasa kayaknya kita nggak mungkin menjadi sahabat.. :’(

Tapi lama kelamaan ternyata aku salah..
Seiring dengan berjalannya waktu, rasa persahabatan antara kita mulai tumbuh..
Meskipun masih ada perbuatan kayak yang diatas (sms ke semua-semua, tulis status di FB, saling sindir, dan nyeritain  cerita yang nggak bener) tapi lama kelamaan itu mulai hilang..
Dengan yang aku salut, kuta mulai bisa menerima kekurangan masing-masing :)

Bahkan, kita jadi kelihatan seperti keluarga sekarang..
Aku senang  mendapat sahabat seperti kalian :)
Aku senang bercanda dengan kalian
Mendengar cerita kalian yang ketinggian
Mendengar kalian nge-gombal :D
Mendengar cerita kalian yang lucu hihihi :D
Dan masih banyak lagi

Dari kalian aku belajar banyak hal, terutama dalam pelayanan untuk Tuhan.. :)
Terima kasih  sudah memberikan teguran +  nasihat + kritikan + pujian (kalo ada) untukku.

Kalau kalian membaca ini, jangan pikir ini surat terakhir yaa.. hehehe :D

(Gatha, Ceers, Andre, Ped.ped, Sisi, Angel, Anita, Caren, Nisa, Tito, Tiren, Intan, Vhe, Pi.u, Giant, Hide, Hille, Kei, Kevin, Mark, Martono, Momon, Daeng, Tita, Puji, Rere, Rian, Yuni, Stenly, Vanboy, Vanes, Che, Bero)

Palm Cukuneneng is the Best =D

Tita.. ini memang surat terakhir untuk kita.. :’(

Ini adalah foto-foto kebersamaan gue, temen-temen dan Tita:
(yang paling kiri: Tita, tengah: Caren, paling kanan: Gue)

entah kenapa, Tita terlihat bercahaya disini.


Tita dan Acar

kita berempat waktu di Manado

gue dan Tita

Selamat Jalan Sahabat

Persahabatan kita tak akan terlupakan
Senyummu tak akan terlupakan
Tawamu tak akan terlupakan

Walaupun kita berbeda keyakinan, semoga Tita beristirahat dengan tenang disana..
Semoga Tita mendapat tempat terbaik di sisi-Nya. Amin.

...dan HP-ku tak akan berbunyi lagi menerima telepon dari-mu dan tak akan mendengar curhatanmu lagi, Sahabat..

Rest In Peace, our friend, our family, and our sister, Natasha Maharani Ariella Oroh.
We all love you.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar